Minggu, 16 Desember 2012

Pendekatan-Pendekatan Ilmiah dalam Psikologi


                Posting ke 2 datang. Kali ini gua akan ngebahas pendekatan yang ada dalam psikologi. Kalau kata guru filsafat gua si, pendekatan itu sama aja dengan paradigma yang artinya basic of views, atau cara memandang. Okelah, tanpa panjang lebar lagi. Ayo mulai!

Pendekatan Psikologi dibagi menjadi dua Periode, yaitu periode masa awal dan periode Kontemporer, disini gua akan bahas secara singkat dan menurut perspektif pemahaman gua. Let’s begin

1.       Masa Awal

                                I.            Strukturalisme
Pendekatan ini memusatkan pada upaya untuk menemukan unsur-unsur dasar, atau “struktur” proses mental. Nama strukturalisme sendiri diberikan oleh murid pendiri pendekatan(Wilhem Wundt) ini, E. B. Tirchener(1867-1927) karena focus dari pendekatan ini adalah mengidentifikasi berbagai struktur pikiran manusia.
                Metode yang digunakan dalam mengkaji struktur mental adalah metode instropeksi (secara harfiah, diartikan sebagai melihat kedalam). Untuk jenis eksperimenya adalah seseorang akan diberi beberapa stimulasi dan kemudian diminta untuk memikirkan(instropeksi) mengenai apa yang terjadi dalam perspektifnya. sederhana bahasanya kayak gini, metodenya memberi seseorang stimulasi, terus orang itu disuruh ngungkapin apa yang dia rasain. Menurut saya metode ini kurang ilmiah karena bisa aja responden dapat berbohong atau salah mempersepsi. Karena setiap orang mempunyai perspektif berbeda. Tapi metode ini dianggap ilmiah karena laporan diri yang sistemtis dan rinci.
                Pendekatan ini memusatkan pada sensasi dan persepsi  karena mereka merupakan proses-proses yang paling mudah dipecah bagian-bagian unsur. Dalam jangka panjang metode ini bukanlah metode yang produktif. Anda mungkin dapat menggambarkan bagaimana masalah “operasi” matematika, tapi bisakah mengungkap bagaimana manusia mengingat, atau hal abstrak lainnya? Inilah yang membuat pendekatan ini ditinggalkan

                              II.            Fungsionalisme
Berlawanan dengan strukturalisme yang menekankan pada unsur-unsur pikiran, fungsionalisme lebih memusatkan pada fungsi dan tujuan dari pikiran dan perilaku dalam adaptasi individu dengan lingkungannya. Dalam bahasa lebih sederhananya, fungsionalisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda dari strukturalisme.
                Fungsionalisme sendiri lahir dari pikiran William James(1842-1910), orang yang memberikan psikologi khas amerika. Pendekatan james terhadap psikologi berkembang dari minatnya terhadap aliran filsafat yang disebut pragmatisme yang pada dasarnya menekankan pada konsekuensi suatu tindakan, berguna atau tidak. Dari sudut pandang inilah kemudian pertanyaan yang muncul tidak banyak mengenai apakah pikiran itu, tetapi lebih banyak kepada fungsi dan tujuan. Ketertarikan ini membawa james pada prosses sebab dan akibat, peramalan dan kontrol, dan interaksi penting dari lingkungan dan perilaku.

2.       Periode kontemporer

                                I.            Pendekatan Biologi
Neurosains merupakan kajian ilmiah struktur, fungsi perkembangan genetika, dan biokimia saraf. Neurosains menekankan bahwa otak dan sistem saraf adalah inti untuk memahami perilaku, pikiran, dan emosi. Para ilmuwan saraf meyakini bahwa pikiran dan emosi memiliki dasar fisik di dalam otak. Impuls listrik bergerak dengan cepat diseluruh sel-sel otak, melepaskan zat kimia yang memungkinkan kita untuk berpikir, merasa, dan berprilaku.

                              II.            Pendekatan Behavioristik
Pendekatan behavioristik menekankan kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilkau yang dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, pendekatan perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkunagn yang dapat dilihat dan diukur. Prinsip pendekatan perilaku juga telah diterapkan secara luas untuk emmbantu orang-orang mengubah perilaku ke aah yang lebih baik. Psikolog yang mengadopsi pendekatan ini disebut kaum behavioristik. Dibawah kemapuan memimpin yang intelektual John B. Watson dan B. F. Skinner, behaviorisme mendominasi penelitian psikologi selama setengah abad ke-21.

                            III.            Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik menekankan bahwa pada kualitas-kualitas positif seseorang, kapasitas untuk pertumbuhan positif, dan kebebassan untuk memilih takdir apapun. Para psikolog humanistik menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan hidup mereka dan menghindar dimanipulasi oleh lingkungan. Banyak aspek pendekatan optimis ini muncul dalam penelitian mengenai motivasi, emosi, dan kepribadian, dan dalam banyak cara, pendekatan humanistik memberikan dasar bagi psikologi positif.

                            IV.            Pendekatan Psikodinamika
Pendekatan psikodinamika menekankan pikiran ketidaksadaran, konflik antara naluri biologis dan tuntutan masyarakat, dan pengalaman keluarga dini. Pendekatan ini berpendapat bahwa naluri bioplogis yang tidak dipelajari, terutama seksual dan dorongan agresif, memengaruhi cara manusia berfikir, merasa, dan berprilaku. Naluri-naluri ini, terkubur didalam alam bawah sadar, sering kali bertentangan dengan tuntutan masyarakat. Meskipun Freud pendiri pendekatan psikodinamika, memandang banyak perkembangan psikologis sebagai naluriah, ia berteori bahwa hubungan dini dengan orang tua merupakan daya utama yang membentuk kepribadian individu. Teori Freud merupakan dasar bagi teknik terapi yang is sebut psikoanalisis.

                              V.            Pendekatan Kognitif
Menurut pendekatan ini, otak anda menjadi tempat atau mengandung sebuah “pikiran” yang memungkinkan proses-proses mental anda untuk mengingat, mengambil keputusan, merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif. Para psikolog  kognitif memandang pikiran sebagai sistem pemecah masalah yang aktif dan sadar. Pandangan ini berlawanan dengan pandangan Behavioristik yang menggambarkan perilaku yang dikendalikan oleh daya-daya lingkungan dari luar.

                            VI.            Pendekatan Evolusioner
Meskipun dapat dikatakan bahwa seluruh psikologi lahir dari teori evolusi, beberapa psikologi menekankan pada pendekatan evolusioner yang menggunakan gagasa-gagasan evolusi, seperti adaptasi, reproduksi dan seleksi. Davis Buss berpendapat bahwa seperti evolusi membentuk ciri-ciri fisik, ia juga mempengaruhi pengambilan keputusan, agresif, rasa takut, dan pola berpasangan kita. Dengan demikian, para psikolog evolusioner berpendapat, cara kita beradaptasi dapat dilacak kedalam masalah-masalah yang dihadapi hewan dan manusia dahulu dalam beradaptasi dengan lingklungannya.
Para psikolog evolusioner meyakini bahwa pendekatan mereka memberikan suatu payung yang menyatukan beragam bidang biologi.

                          VII.            Pendekaan Sosial Budaya
Pendekatan sosial budaya menelusuri cara-cara lingkungan sosial dan budaya dalam mempengaruhi perilaku. Para penganut pendekatan ini berpendapat bahwa pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku seseorang memerlukan pengetahuan mengenai konteks budaya tempat perilaku itu muncul.
Pendekatan sosial tidak hanya memusatkan pada perbandingan perilaku pada seluruh negara tapi juga pada perliku individu dari kelompok etnis dan budaya yang berbeda dalam suatu negara.

                Sorry ya guys agak formal bahasanya. Kayaknya sekian dulu potingan gua hari ini,

Semoga Bermanfaat buat Kalian J

Sumber :
King, Laura A. (2012) Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiasif. Buku 1. (Salemba Humanika, Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar