Posting
ke 2 datang. Kali ini gua akan ngebahas pendekatan yang ada dalam psikologi. Kalau
kata guru filsafat gua si, pendekatan itu sama aja dengan paradigma yang
artinya basic of views, atau cara memandang. Okelah, tanpa panjang lebar lagi. Ayo
mulai!
Pendekatan Psikologi dibagi
menjadi dua Periode, yaitu periode masa awal dan periode Kontemporer, disini
gua akan bahas secara singkat dan menurut perspektif pemahaman gua. Let’s begin
1. Masa
Awal
I.
Strukturalisme
Pendekatan ini
memusatkan pada upaya untuk menemukan unsur-unsur dasar, atau “struktur” proses
mental. Nama strukturalisme sendiri diberikan oleh murid pendiri
pendekatan(Wilhem Wundt) ini, E. B. Tirchener(1867-1927) karena focus dari
pendekatan ini adalah mengidentifikasi berbagai struktur pikiran manusia.
Metode
yang digunakan dalam mengkaji struktur mental adalah metode instropeksi (secara harfiah, diartikan
sebagai melihat kedalam). Untuk jenis eksperimenya adalah seseorang akan diberi
beberapa stimulasi dan kemudian diminta untuk memikirkan(instropeksi) mengenai
apa yang terjadi dalam perspektifnya. sederhana bahasanya kayak gini, metodenya
memberi seseorang stimulasi, terus orang itu disuruh ngungkapin apa yang dia
rasain. Menurut saya metode ini kurang ilmiah karena bisa aja responden dapat
berbohong atau salah mempersepsi. Karena setiap orang mempunyai perspektif
berbeda. Tapi metode ini dianggap ilmiah karena laporan diri yang sistemtis dan
rinci.
Pendekatan
ini memusatkan pada sensasi dan persepsi
karena mereka merupakan proses-proses yang paling mudah dipecah
bagian-bagian unsur. Dalam jangka panjang metode ini bukanlah metode yang
produktif. Anda mungkin dapat menggambarkan bagaimana masalah “operasi” matematika,
tapi bisakah mengungkap bagaimana manusia mengingat, atau hal abstrak lainnya?
Inilah yang membuat pendekatan ini ditinggalkan
II.
Fungsionalisme
Berlawanan
dengan strukturalisme yang menekankan pada unsur-unsur pikiran, fungsionalisme
lebih memusatkan pada fungsi dan tujuan dari pikiran dan perilaku dalam
adaptasi individu dengan lingkungannya. Dalam bahasa lebih sederhananya,
fungsionalisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda dari strukturalisme.
Fungsionalisme sendiri lahir
dari pikiran William James(1842-1910), orang yang memberikan psikologi khas
amerika. Pendekatan james terhadap psikologi berkembang dari minatnya terhadap
aliran filsafat yang disebut pragmatisme
yang pada dasarnya menekankan pada konsekuensi suatu tindakan, berguna atau
tidak. Dari sudut pandang inilah kemudian pertanyaan yang muncul tidak banyak
mengenai apakah pikiran itu, tetapi lebih banyak kepada fungsi dan tujuan.
Ketertarikan ini membawa james pada prosses sebab dan akibat, peramalan dan
kontrol, dan interaksi penting dari lingkungan dan perilaku.
2. Periode
kontemporer
I.
Pendekatan
Biologi
Neurosains
merupakan kajian ilmiah struktur, fungsi perkembangan genetika, dan biokimia
saraf. Neurosains menekankan bahwa otak dan sistem saraf adalah inti untuk
memahami perilaku, pikiran, dan emosi. Para ilmuwan saraf meyakini bahwa
pikiran dan emosi memiliki dasar fisik di dalam otak. Impuls listrik bergerak
dengan cepat diseluruh sel-sel otak, melepaskan zat kimia yang memungkinkan
kita untuk berpikir, merasa, dan berprilaku.
II.
Pendekatan
Behavioristik
Pendekatan
behavioristik menekankan kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilkau yang
dapat diamati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain, pendekatan perilaku
memusatkan pada interaksi dengan lingkunagn yang dapat dilihat dan diukur.
Prinsip pendekatan perilaku juga telah diterapkan secara luas untuk emmbantu
orang-orang mengubah perilaku ke aah yang lebih baik. Psikolog yang mengadopsi
pendekatan ini disebut kaum
behavioristik. Dibawah kemapuan memimpin yang intelektual John B. Watson
dan B. F. Skinner, behaviorisme mendominasi penelitian psikologi selama
setengah abad ke-21.
III.
Pendekatan
Humanistik
Pendekatan
humanistik menekankan bahwa pada kualitas-kualitas positif seseorang, kapasitas
untuk pertumbuhan positif, dan kebebassan untuk memilih takdir apapun. Para
psikolog humanistik menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
mengendalikan hidup mereka dan menghindar dimanipulasi oleh lingkungan. Banyak
aspek pendekatan optimis ini muncul dalam penelitian mengenai motivasi, emosi,
dan kepribadian, dan dalam banyak cara, pendekatan humanistik memberikan dasar
bagi psikologi positif.
IV.
Pendekatan
Psikodinamika
Pendekatan
psikodinamika menekankan pikiran ketidaksadaran, konflik antara naluri biologis
dan tuntutan masyarakat, dan pengalaman keluarga dini. Pendekatan ini
berpendapat bahwa naluri bioplogis yang tidak dipelajari, terutama seksual dan
dorongan agresif, memengaruhi cara manusia berfikir, merasa, dan berprilaku. Naluri-naluri
ini, terkubur didalam alam bawah sadar, sering kali bertentangan dengan
tuntutan masyarakat. Meskipun Freud pendiri pendekatan psikodinamika, memandang
banyak perkembangan psikologis sebagai naluriah, ia berteori bahwa hubungan
dini dengan orang tua merupakan daya utama yang membentuk kepribadian individu.
Teori Freud merupakan dasar bagi teknik terapi yang is sebut psikoanalisis.
V.
Pendekatan
Kognitif
Menurut
pendekatan ini, otak anda menjadi tempat atau mengandung sebuah “pikiran” yang
memungkinkan proses-proses mental anda untuk mengingat, mengambil keputusan,
merencanakan, menentukan tujuan, dan kreatif. Para psikolog kognitif memandang pikiran sebagai sistem
pemecah masalah yang aktif dan sadar. Pandangan ini berlawanan dengan pandangan
Behavioristik yang menggambarkan perilaku yang dikendalikan oleh daya-daya
lingkungan dari luar.
VI.
Pendekatan
Evolusioner
Meskipun
dapat dikatakan bahwa seluruh psikologi lahir dari teori evolusi, beberapa
psikologi menekankan pada pendekatan evolusioner yang menggunakan
gagasa-gagasan evolusi, seperti adaptasi, reproduksi dan seleksi. Davis Buss
berpendapat bahwa seperti evolusi membentuk ciri-ciri fisik, ia juga
mempengaruhi pengambilan keputusan, agresif, rasa takut, dan pola berpasangan
kita. Dengan demikian, para psikolog evolusioner berpendapat, cara kita
beradaptasi dapat dilacak kedalam masalah-masalah yang dihadapi hewan dan
manusia dahulu dalam beradaptasi dengan lingklungannya.
Para
psikolog evolusioner meyakini bahwa pendekatan mereka memberikan suatu payung
yang menyatukan beragam bidang biologi.
VII.
Pendekaan
Sosial Budaya
Pendekatan
sosial budaya menelusuri cara-cara lingkungan sosial dan budaya dalam mempengaruhi
perilaku. Para penganut pendekatan ini berpendapat bahwa pemahaman yang
menyeluruh mengenai perilaku seseorang memerlukan pengetahuan mengenai konteks
budaya tempat perilaku itu muncul.
Pendekatan
sosial tidak hanya memusatkan pada perbandingan perilaku pada seluruh negara
tapi juga pada perliku individu dari kelompok etnis dan budaya yang berbeda
dalam suatu negara.
Sorry
ya guys agak formal bahasanya. Kayaknya sekian dulu potingan gua hari ini,
Semoga
Bermanfaat buat Kalian J
Sumber :
King, Laura A. (2012) Psikologi
Umum : Sebuah Pandangan Apresiasif. Buku 1. (Salemba Humanika, Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar